Minggu, 21 Oktober 2012

TEMA METODE RISET



NAMA       : HARTATY ROBIASIH
KELAS       : 3EA13
NPM           : 13210165
METODE RISET


TEMA : Kepuasan Konsumen pada makanan instat seperti Mie

BAB 1

1.1 Latar Belakang
Tingginya aktivitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih panjang, mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis tapi tetap beragam. Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum ini dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan. Mie instan sebagaimana diketahui merupakan makanan cepat saji favotir masyarakat Indonesia. Itu disebabkan antara lain karena murah, penyajiannya mudah, dan mengenyangkan. Dengan semakin banyaknya produk mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Masyarakat sangat tertarik pada makanan yang siap saji seperti mie instant karna pembuatan yang sudah dalam kemasan sangat mudah di buat, maka dari itu produk mie instat di Indonesia sangat laris di pasaran, produk mie instatnt ini banyak sekali variasinya atau mereknya seperti Indomie, Sarimie, Sakura, Super Mie, dan lain-lain. Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Mie instant sering dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti makanan pokok. Sejalan dengan perkembangan produksi mie instan produksi tepung terigu juga mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan adalah tepungterigu.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi. Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen miee instan produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.


1.2 MASALAH ATAU TUJUAN
Identifikasi dari uraian diatas,  permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mieinstant?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Berdasarkan permasalahan diatas bertujuan untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instant dan menganalisis kualitas terhadap produk mie instant tersebut.
1.5 METODELOGI
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode melihat seberapa besar Indonesia memproduksi mie instant . Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya


1.4 HASIL DATA
Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan terbesar di dunia. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan.

1.5 SUMBER
http://namakufanii.blogspot.com/2011_10_01_archive.html

JURNAL 3 METODE RISET


JURNAL 3 METODE RISET
Nama               : Hartaty Robiasih
NPM                :13210165
Kelas               :3EA13
METODE RISET
JURNAL 3
Tema               : kepuasan Perilaku Konsumen
Judul                : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK RAMEN
Oleh                 : Teguh Tresna

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Laporan penelitian ini kami buat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Dengan dibuatnya laporan penellitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dari pembaca.
Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk dikonsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mie Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mie dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mie adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mie tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mie tersebut. Menurut sebuah survei di Jepang pada tahun 2000, mie instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan ketiga). Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mie instan dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Kalau kita mengkonsumsi  mie instant, tubuh memerlukan dua hari untuk membersihkan lilin yang melapisi mie. Selain itu mie instant juga mengandung stirena yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, stirena   telah diketahui sebagai salah satu 200 bahan kimia berbahaya menurut EPA Amerika yang berpotensi merusak kesehatan manusia. Menurut kajian analisis WHO, wadah gabus akan larut dan meresap kedalam makanan ketika mengembang terkena panas.
B. Rumusan Masalah
“Apakah akibat yang ditimbulkan oleh mie instant yang mengandung lilin dan stirena saat dikonsumsi oleh manusia?”
C. Tujuan Penelitian
“Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh mie instant yang mengandung lilin dan stirena saat dikonsumsi oleh manusia?”


D. Hipotesis
Berdasarkan pengalaman kami saat melakukan penelitian ternyata memang benar mie instant mengandung lilin dan stirena. Ini terbukti saat mie instant di masak mie instant tidak lengket satu sama lain.
E. Landasan Teori
Berdasarkan pengalaman kami selama melaksanakan penelitian ini, lilin bukan saja melapisi gabus mie instant tersebut. Itu sebabnya mengapa mie instant tidak lengket satu sama lain ketika dimasak. Jika kita perhatikan mie yang berwarna kuning yang sering dijual di Pasar, mie tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari mie lengket satu sama lain.
Selain itu mie instant juga mengandung stirena, menurut lembaga konsumen Taiwan di dalam laporan resminya yang diterbitkan pada September 1996, masalah pencernaan makanan oleh stirena sudah sangat meluas. Dari 39 sampel mie instant yang diteliti, dua sample mengandung stirena melebihi angka seribu ppm, lima sample lainnya mengandung antara 700-1000 ppm, dan 32 sampel lainnya mengandung kadar stirena 400-700 ppm.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian oleh penulis dipilih dengan memperhatikan obyek yang sering dijumpai oleh banyak orang. Sehingga dapat dengan mudah dikenali dan dapat pula mengetahui akibat yang disebabkan oleh makanan yang mereka makan.







BAB II PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
·         Kompor
·         Korek api
·         Wajan
·         Mie Instant (sejenis pop mie)
·         Air

B. Prosedur Percobaan
Nyalakan kompor menggunakan korek api  dan simpan wajan diatasnya, lalu masukkan air kira-kira 200 ml kedalam wajan. Tunggu beberapa menit hingga air mendidih. Setelah air mendidih masukkan air tersebut kedalam tempat mie. Tunggu beberapa saat hingga mie mengembang lalu masukkan bumbu yang sudah tersedia didalam mie instant tersebut.
C. Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan penelitian ini, ternyata memang benar mie instant mengandung lilin dan stirena. Mie instant mengandung lilin terbukti saat mie instant di masak mie instant tidak lengket satu sama lain. Selain itu mie instant juga mengandung stirena, menurut lembaga konsumen Taiwan di dalam laporan resminya yang diterbitkan pada September 1996, masalah pencernaan makanan oleh stirena sudah sangat meluas. Dari 39 sampel mie instant yang diteliti, dua sample mengandung stirena melebihi angka seribu ppm, lima sample lainnya mengandung antara 700-1000 ppm, dan 32 sampel lainnya mengandung kadar stirena 400-700 ppm.




BAB III PEMBAHASAN

Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk dikonsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mie Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mie dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mie adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mie tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mie tersebut. Menurut sebuah survei di Jepang pada tahun 2000, mie instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan ketiga). Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mie instan dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Mie instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu yang berdiri pada bulan April 1968. Pada 1977 perusahaan ini merubah namanya menjadi PT Lima Satu Sankyu Indonesia yang lantas dirubah lagi menjadi PT Supermie Indonesia sesuai dengan merk dagang utamanya Supermie.
Mie instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mie instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Indomie adalah merek mie instan yang paling terkenal di Indonesia - saking terkenalnya, orang Indonesia memanggil mi einstan dengan sebutan "indomie" walaupun yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Merek mie instan lainnya yang terkenal antara lain adalah Supermi, Sarimi, Salam Mie, Mi ABC, Gaga Mie, dan Mie Sedaap. Produsen yang mendominasi produksi mie instan di Indonesia adalah Indofood Sukses Makmur yang memproduksi Indomie, Supermi dan Sarimi.
Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus.
 Kalau kita mengkonsumsi  mie instant, tubuh memerlukan dua hari untuk membersihkan lilin yang melapisi mie. Mengkonsumsi mie yang mengandung lilin apalagi dikemas dalam gabus menyebabkan tubuh beresiko terkena kanker. Llilin bukan saja melapisi gabus mie instant tersebut. Itu sebabnya mengapa mie instant tidak lengket satu sama lain ketika dimasak. Jika kita perhatikan mie yang berwarna kuning yang sering dijual di Pasar, mie tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari mie lengket satu sama lain.
Selain itu mie instant juga mengandung stirena, menurut lembaga konsumen Taiwan di dalam laporan resminya yang diterbitkan pada September 1996, masalah pencernaan makanan oleh stirena sudah sangat meluas. Dari 39 sampel mie instant yang diteliti, dua sample mengandung stirena melebihi angka seribu ppm, lima sample lainnya mengandung antara 700-1000 ppm, dan 32 sampel lainnya mengandung kadar stirena 400-700 ppm. Menurut laporan tersebut, wabah gabus yang berisi mie instant  akan larut dan meresap apabila air mendidih dituangkan kedalamnya. Laporan itu menambahkan, penggunaan stirena akan menyebabkan kerusakan hati, ginjal serta degupan jantung menjadi tidak teratur.
Stirena   telah diketahui sebagai salah satu 200 bahan kimia berbahaya menurut EPA Amerika yang berpotensi merusak kesehatan manusia. Menurut kajian analisis WHO, wadah gabus akan larut dan meresap kedalam makanan ketika mengembang terkena panas.








BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalau kita mengkonsumsi  mie instant, tubuh memerlukan dua hari untuk membersihkan lilin yang melapisi mie. Mengkonsumsi mie yang mengandung lilin apalagi dikemas dalam gabus menyebabkan tubuh beresiko terkena kanker. Llilin bukan saja melapisi gabus mie instant tersebut. Itu sebabnya mengapa mie instant tidak lengket satu sama lain ketika dimasak. Jika kita perhatikan mie yang berwarna kuning yang sering dijual di Pasar, mie tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari mie lengket satu sama lain.
B. Saran
Semoga dengan dibuatnya laporan penelitian ini bisa menambah pengetahuan pembaca. Diharapkan dari penelitian ini semoga adanya penelitian yang lebih lanjut mengenai masalah dalam laporan penelitian ini.










DAFTAR PUSTAKA

Rosdiana,Anna.2009.Bahaya Zat Pengawet Pewarna dan Perasa pada Makanan dan Minuman. Bandung: CV Media Mutiara Salim.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mi_instan (diakses tanggal 30 Januari 2012)
http://google.com (diakses tanggal 30 Januari 2012)


JURNAL 2 METODE RISET


JURNAL 2 METODE RISET
Nama               : Hartaty Robiasih
NPM                :13210165
Kelas               :3EA13
JURNAL 2 METODE RISET
Nama               :Hartaty Robiasih
NPM                : 13210165
Kelas               : 3EA13
JURNAL 1
Tema               : kepuasan Perilaku Konsumen
Judul                : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE
Oleh                 : Fanny Pradiastiwi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. Kesadaran ini dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi di bidang pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih aware terhadap segala perubahan yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang dikonsumsinya.
Kebiasaan masyarakat dalam mengkongsumsi produk pangan ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan atau customer yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk menutupi kebutuhannya tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami dalam mencari nafkah. Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Tingginya aktivitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih panjang, mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis tapi tetap beragam. Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum ini dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang luwes, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie kuah. Hal ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, variasi jenis makanan dari gandum ini sangat banyak, ada mie goreng, mie rebus, mie bakso, mie kering, dan mie instan. Jenis makanan asal gandum selain mie seperti roti dan kue juga tersedia dalam berbagai jenis dan bentuk. Promosi mie dengan berbagai jenis produk, ukuran dan harga sangat intensif di berbagai tempat sehingga produk mie baru cepat dikenal oleh masyarakat.
Berkembangnya bisnis di bidang makanan instan, merupakan keadaan yang mendukung kondisi permientaan mie instan di pasar domestik dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi permientaan mie domestik yang tinggi dan adanya orientasi ekspor ke pasar luar negeri telah menciptakan lahan investasi yang lebih terbuka lebar untuk industri pengolahan mie instan, termasuk perluasan modernisasi industri yang sudah ada. Diversifikasi produk dilakukan para produsen dalam rangka menyesuaikan dengan keinginan pasar sehingga tidak mengherankan jika pasar domestik mudah ditemukan berbagai produk mie instan dengan berbagai ukuran dan cita rasa.Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen.
PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk miee instant (Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006), perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang.
Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Mie instant sering dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti makanan pokok. Sejalan dengan perkembangan produksi mie instan produksi tepung terigu juga mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan adalah tepung terigu.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi. Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen miee instan produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.



1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemasaran
Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”. Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.
2.2 Prilaku Konsumen
Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”. Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
a.Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
b.Faktor Sosial
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
c.Faktor Pribadi
Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

d.Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.
2.4 Faktor Pribadi
Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
b.Pencarian Informasi
Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.


c. Evaluasi Alternatif
Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.
d.Keputusan Pembelian
Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.
e.Prilaku Pasca Pembelian
Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.5 Produk Indofood
Dari awal yang sederhana sebagai produsen mie instan, Indofood telah semakin berubah menjadi Pangan Solusi Total perusahaan yang beroperasi di semua tahapan produksi makanan dari bahan baku produksi dan pengolahan melalui untuk produk konsumen di rak pengecer. Seorang pemimpin dalam industri di Indonesia, sebuah sistem distribusi yang luas mendukung posisi produk perusahaan sebagai nama rumah tangga di setiap bagian negara ini.
Perusahaan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis yang saling melengkapi (Group):
• Produk Konsumen Bermerek (CBP), produsen berbagai makanan kemasan di bawah sejumlah divisi termasuk Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan, Nutrisi & Makanan Khusus dan Biscuit. Dengan akuisisi PT Indolakto (Indolakto) selama tahun 2008, Divisi Dairy menjadi tambahan terbaru ke grup, memberikan kehadiran yang kuat di pasar sangat berkembang. Grup CBP didukung oleh Bahan Makanan dan Divisi Kemasan.
• Bogasari, terutama produsen tepung serta pasta. Kelompok ini didukung oleh unit pengiriman.
• Agribisnis, kegiatan utama berkisar dari penelitian dan pengembangan, pembudidayaan bibit kelapa sawit dan budidaya serta penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Selain itu, kelompok ini juga terlibat dalam budidaya dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
• Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Ini mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Perusahaan serta produk pihak ketiga.
Warisan Indofood adalah kekuatan merek, banyak yang telah sahabat bagi rakyat Indonesia selama bertahun-tahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun persaingan yang ketat, merek ini tetap menjadi pemimpin pasar di segmen khusus mereka dengan reputasi untuk kualitas dan nilai untuk uang yang tetap tak tertandingi.

2.6 Indomie
Indomie adalah merek mi instan populer di Indonesia, diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Diluncurkan pada tahun 1982 oleh Sudono Salim. Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri, antara lain Amerika Serikat, Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di Indonesia, sebutan “Indomie” juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak jarang orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan seperti Indomie, tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Konsumsi Indomie secara terus menerus tidak dianjurkan. Indomie mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik dikonsumsi untuk jangka panjang.
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga indomie juga relatif sangat murah, di Indonesia pada tahun 2009, indomie berharga Rp. 900,00 per bungkusnya atau sekitar 10 sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2009 indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus berisi 40 bungkus indomie. Sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009, indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Foods, atau Ranch 99.
Satu bungkus indomie standar memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng.

Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram khusus Indomie Mi Goreng Spesial dan Rasa Ayam Panggang.
Jenis – jenis Indomie
* Indomie Goreng Spesial
* Indomie Goreng Pedas
* Indomie Goreng Sate
* Indomie Goreng Rasa Ayam
* Indomie Goreng Vegan
* Indomie Kuah Rasa Sop Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kari Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kaldu Udang
* Indomie Kuah Rasa Ayam Bawang
* Indomie Kuah Rasa Soto Mie
* Indomie Kuah Rasa Baso Sapi
* Indomie Kuah Rasa Sup Sayuran Vegan
Jenis – jenis Indomie Selera Nusantara
* Indomie Goreng Cakalang
* Indomie Goreng Rasa Rendang Pedas Medan
* Indomie Rasa Coto Makassar
* Indomie Rasa Empal Gentong
* Indomie Rasa Kari Ayam Medan
* Indomie Rasa Mi Cakalang
* Indomie Rasa Mi Celor
* Indomie Rasa Mi Kocok Bandung
* Indomie Rasa Sop Buntut
* Indomie Rasa Soto Banjar
* Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kuit
* Indomie Rasa Soto Betawi
* Indomie Rasa Soto Medan
Jenis – jenis Indomie Istimewa
* Indomie Mie Ayam
* Indomie Keriting Ayam
* Indomie Keriting Goreng Spesial
* Indomie Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit
* Indomie Keriting Goreng Rasa Kornet
* Indomie Keriting Rasa Ayam Panggang
* Indomie Keriting Rasa Laksa Spesial
• Komposisi Indomie
Indomie “Mi Goreng” standar
Mi – Tepung gandum (62%), minyak palm yang telah ditingkatkan kualitasnya dan mengandung antioksidan 319, zat tepung tapioka, garam, garam mineral 501 dan 500, serat sayurang 412 dan pewarna 101.Bubuk Perasa- Garam, gula, penguat rasa 621, 631 dan 627, bubuk bawang putih dan bawang biasa, ekstrak ragi, perasa, merica, dan agen anti pengembang.
• Popularitas
Kemasan baru Indomie Mi Goreng.
* Tahun 2005, Indomie memecahkan rekor dunia dalam Guinness Book of World Records untuk kategori “Paket Terbesar Mi Instan” dengan menciptakan paket dengan ukuran 3,4m x 2,355m x 0,47m, dengan berat bersih 664,938 kilogram, dimana berat ini adalah 8.000 kali berat standar sebuah paket mi instan. Paket tersebut dibuat dengan bahan yang sama seperti sebuah bungkus mi instan dan disertifikasi layak untuk konsumsi manusia.

* Pada tanggal 13 Desember 2009, Indomie disebut oleh Roger Ebert, kritikus film populer dari Amerika Serikat untuk majalah Chicago Sun-Times, sebagai salah satu kado Natal pilihan di urutan #1.
* Indomie memperkenalkan kemasan barunya pada tanggal 3 Januari 2010.
• Indomie dan bahan berbahaya
Pihak berwenang Taiwan pada awal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mie instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mie instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, ParknShop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan diler. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Menurut The Standard, bila bahan-bahan dikonsumsi, konsumen berisiko muntah-muntah. Selain itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah yang substansial, konsumen akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.
Sebaliknya, importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading, menyatakan bahwa mie instan itu tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar di Hong Kong dan Organisasi Kesehatan Dunia. Itu berdasarkan hasil pengujian kualitas pada Juni lalu, yang tidak menemukan adanya bahan berbahaya. Menurut Indofood, produk Indomie dengan kandungan Methyl P-Hydroxybenzoate bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut. Indofood dalam situs resminya pada Senin (11/10/2010) menyatakan bahwa yang diberitakan media di Taiwan itu adalah produk mie instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Mie Instan yang dianggap berbahaya di Taiwan itu sebenarnya ditujukan untuk pasar Indonesia, bukan pasar Taiwan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr.Endang Rahayu Sedyaningsih dalam tanggapannya menyatakan Indomie masih aman untuk dimakan tetapi tetap menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi mie Instan. Akibat dari isu ini, harga saham Indofood sebagai produsen Indomie anjlok.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa keunggulan Indomie, yaitu :
1. Rasa yang dapat memenuhi selera
2. Aroma yang harum
3. Kualitas bumbu yang berbeda
4. Rasa yang beragam
3.2 Saran
Indomie harus menjaga citra merk nya supaya pelanggan tidak beralih ke produk lain, melihat persaingan yang ketat akhir-akhir ini. Indomie diharapkan juga meningkatkan mutu produknya supaya pelanggan merasa puas.