Ancaman Gerakan RMS
Perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia telah dilalui dengan sangat berat, baik
perjuangan fisik maupun diplomasi. Berbagai pertempuran antara tentara dan
rakyat Indonesia dengan tentara Belanda terjadi di mana-mana. Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka dan berdaulat dengan wilayah meliputi
bekas daerah jajahan Belanda, telah terpecah-pecah oleh politik devide et
impera Belanda. Yang berakibat munculnya berbagai pemberontakan lokal radikal
atau gerakan separatis khususnya Republik Maluku Selatan (RMS), masalah ini
tampaknya menjadi bukti nyata rasa kebangsaan yang memudar dan sekaligus sebagai
ancaman terhadap eksistensi Indonesia sebagai kesatuan entitas dalam sebuah
negara-bangsa. Untuk itu perlu adanya pemantapan keamanan dalam negeri yang
dimaksudkan sebagai usaha meningkatkan dan memantapkan keamanan dan ketertiban
wilayah Indonesia terutama di daerah rawan, seperti wilayah laut Indonesia,
wilayah perbatasan, dan pulau-pulau terluar, serta meningkatkan kondisi aman
wilayah Indonesia dari tindak kejahatan separatisme. Kemudian pengembangan
ketahanan nasional dimaksudkan sebagai usaha mengembangkan dan meningkatkan
ketahanan nasional, wawasan nasional dan sistem manajemen nasional, serta
wawasan kebangsaan bagi warga negara dalam rangka mengatasi berbagai aspek
ancaman terhadap kehidupan bangsa dan negara.
Keberadaan
dan eksistensi gerakan separatis RMS di Belanda akan berdampak pada Hubungan
luar negeri Indonesia-Belanda, walaupun pada masa sekarang belum memberikan
dampak yang signifikan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat RMS
akan menjadi ancaman bagi kelangsungan hubungan luar negeri Indonesia-Belanda,
berbagai rencana dan aksi yang dilakukan oleh RMS pada masa mendatang belum
dapat ditebak, tetapi sebelum hal itu terjadi perlu adanya perhatian lebih dari
pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah RMS ini sampai ke akarnya. RMS
bukanlah kelompok yang harus ditangani dengan kekuatan militer yang
ujung-ujungnya akan menimbulkan pelanggaran HAM, tetapi cukup dengan
melalui soft diplomacy, duduk bersama menyelesaikan inti dari
permasalahan tersebut, dan RMS yang tadinya mungkin keras akan menjadi lunak.
Dalam masalah separatis ini, Indonesia mengalami
hal yang lebih serius dibandingkan negara-negara lain didunia, salah satunya
yaitu dengan menangani kelompok separatis RMS, Ada beberapa alasan yang membuat
Indonesia relatif rapuh menghadapi gerakan separatis dibandingkan isu serupa di
negara-negara lain. Pertama, karena etnis Indonesia yang rawan untuk menuntut
kemerdekaan memang berjumlah lebih banyak ketimbang etnis di negara-negara
lain. Kedua, adanya strategi internasionalisasi terhadap isu separatis. Ketiga,
lemahnya pemerintah Indonesia baik didalam negeri maupun ditingkat
internasional dalam menghadapi soal ini. Indonesia tidak hanya harus berhadapan
dengan berbagai etnis yang rentan dengan isu separatis tetapi kelompok ini juga
seperti halnya RMS memiliki akses yang luas dengan berbagai fasilitas jauh
lebih baik. Tentu saja hal ini yang membuat mereka menjadi pandai. Kepandaian
dan kesempatan inilah yang digunakan untuk menggelindingkan isu separatisme
yang bermuara pada kemerdekaan. Hal yang sangat rawan terhadap bangsa Maluku
Selatan serta etnis lainnya