JURNAL 2 METODE RISET
Nama : Hartaty Robiasih
NPM :13210165
Kelas :3EA13
JURNAL 2 METODE
RISET
Nama :Hartaty Robiasih
NPM : 13210165
Kelas : 3EA13
JURNAL 1
Tema : kepuasan Perilaku
Konsumen
Judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE
Oleh : Fanny
Pradiastiwi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi
saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya
produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.
Kesadaran ini dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi di bidang
pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih aware terhadap segala perubahan
yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah
selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang dikonsumsinya.
Kebiasaan masyarakat dalam mengkongsumsi produk pangan ini juga dipengaruhi
oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan
pekerjaan atau customer yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang semakin
tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk
menutupi kebutuhannya tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya seorang
ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami dalam mencari nafkah.
Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan
mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan
keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena
dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan
keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul, seperti
kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan keterbatasan waktu untuk
keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut. Hal ini secara
tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Tingginya aktivitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan
masyarakat ini menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan
pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola
konsumsi. Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih
panjang, mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis
tapi tetap beragam. Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum
ini dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin
berkembang. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap
industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie
instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai
hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie
memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya
di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang luwes, tidak hanya
sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk sehingga
sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie
kuah. Hal ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan
dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang
dewasa maupun anak-anak. Selain itu, variasi jenis makanan dari gandum ini
sangat banyak, ada mie goreng, mie rebus, mie bakso, mie kering, dan mie
instan. Jenis makanan asal gandum selain mie seperti roti dan kue juga tersedia
dalam berbagai jenis dan bentuk. Promosi mie dengan berbagai jenis produk,
ukuran dan harga sangat intensif di berbagai tempat sehingga produk mie baru
cepat dikenal oleh masyarakat.
Berkembangnya bisnis di bidang makanan instan, merupakan keadaan yang mendukung
kondisi permientaan mie instan di pasar domestik dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi permientaan mie domestik yang tinggi dan adanya orientasi ekspor ke
pasar luar negeri telah menciptakan lahan investasi yang lebih terbuka lebar
untuk industri pengolahan mie instan, termasuk perluasan modernisasi industri
yang sudah ada. Diversifikasi produk dilakukan para produsen dalam rangka
menyesuaikan dengan keinginan pasar sehingga tidak mengherankan jika pasar
domestik mudah ditemukan berbagai produk mie instan dengan berbagai ukuran dan
cita rasa.Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di
pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas
produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk
mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen,
sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut
sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen.
PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan makanan
yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia. Produk yang
dihasilkan termasuk miee instant (Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop
Mie, Intermie, Sakura). Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan
kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai
jaringan distribusi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006), perkembangan
produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif,
walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara
kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan
tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi
industri mie instan ini pada masa yang akan datang.
Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Mie instant sering dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti
makanan pokok. Sejalan dengan perkembangan produksi mie instan produksi tepung
terigu juga mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan
adalah tepung terigu.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis
bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan
kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan
senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai
makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat
persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi. Tingkat persaingan yang
tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen miee instan produk
indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan
untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen,
sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk
mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang
ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi
dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen
terhadap produk mie instan ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,
tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemasaran
Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka
diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan.
Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu
faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia
persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam
menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran
sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang
mempertemukan permintaan dan penawaran. Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran
adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa
yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”. Menurut Stanton
( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses
perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang,
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi”.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi
kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi
konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan,
penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi
manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga
perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen,
manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi
pasar secara tepat dan akurat.
2.2 Prilaku Konsumen
Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam
memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”. Menurut Peter J. Paul dan
jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis
antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana
manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku
konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya
ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan
yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian
konsumen yaitu :
a.Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku
konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang
merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari
kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling
mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih
banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas
sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu
budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam
strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang
sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
b.Faktor Sosial
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan
lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan
sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri
dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan
adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian
konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan
seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat
menggambarkan peran dan status pamakainya.
c.Faktor Pribadi
Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan
barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup
seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat
seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah
tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain
itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri
adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi
sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam
menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep
yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
d.Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama,
yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan
kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang
memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi
prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan
mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap
konsumen terhadap produk tersebut.
2.4 Faktor Pribadi
Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan
kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku
konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam
rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat
melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang
ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu
produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang
diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai
titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan
oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan
ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar
dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan
suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran
yang memicu minat konsumen.
b.Pencarian Informasi
Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus
diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative
pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari
masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang
menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi
acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap
kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi
tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh
pemasar.
c. Evaluasi Alternatif
Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus
mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian.
Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap
terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga
dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam
memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga,
konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan
kebutuhan.
d.Keputusan Pembelian
Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan,
konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak
membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat
rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan
lain-lain.
e.Prilaku Pasca Pembelian
Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan
dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat
mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh
konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen
akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif
purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen
memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.5 Produk Indofood
Dari awal yang sederhana sebagai produsen mie instan, Indofood telah semakin
berubah menjadi Pangan Solusi Total perusahaan yang beroperasi di semua tahapan
produksi makanan dari bahan baku produksi dan pengolahan melalui untuk produk
konsumen di rak pengecer. Seorang pemimpin dalam industri di Indonesia, sebuah
sistem distribusi yang luas mendukung posisi produk perusahaan sebagai nama
rumah tangga di setiap bagian negara ini.
Perusahaan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis yang saling melengkapi
(Group):
• Produk Konsumen Bermerek (CBP), produsen berbagai makanan kemasan di bawah
sejumlah divisi termasuk Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan, Nutrisi
& Makanan Khusus dan Biscuit. Dengan akuisisi PT Indolakto (Indolakto)
selama tahun 2008, Divisi Dairy menjadi tambahan terbaru ke grup, memberikan
kehadiran yang kuat di pasar sangat berkembang. Grup CBP didukung oleh Bahan
Makanan dan Divisi Kemasan.
• Bogasari, terutama produsen tepung serta pasta. Kelompok ini didukung oleh
unit pengiriman.
• Agribisnis, kegiatan utama berkisar dari penelitian dan pengembangan,
pembudidayaan bibit kelapa sawit dan budidaya serta penyulingan, branding dan
pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Selain itu, kelompok ini juga
terlibat dalam budidaya dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
• Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Ini
mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Perusahaan serta produk pihak
ketiga.
Warisan Indofood adalah kekuatan merek, banyak yang telah sahabat bagi rakyat
Indonesia selama bertahun-tahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan
(Indomie, Supermi dan Sarimi), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan
Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun
persaingan yang ketat, merek ini tetap menjadi pemimpin pasar di segmen khusus
mereka dengan reputasi untuk kualitas dan nilai untuk uang yang tetap tak
tertandingi.
2.6 Indomie
Indomie adalah merek mi instan populer di Indonesia, diproduksi oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur. Diluncurkan pada tahun 1982 oleh Sudono Salim.
Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri, antara lain Amerika
Serikat, Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di Indonesia, sebutan
“Indomie” juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak jarang
orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok. Saat
terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan
seperti Indomie, tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Konsumsi
Indomie secara terus menerus tidak dianjurkan. Indomie mengandung pewarna
tartrazine yang tidak baik dikonsumsi untuk jangka panjang.
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5
bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga indomie juga
relatif sangat murah, di Indonesia pada tahun 2009, indomie berharga Rp. 900,00
per bungkusnya atau sekitar 10 sen dolar Amerika. Di Australia, tahun 2009
indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk satu kardus
berisi 40 bungkus indomie. Sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009,
indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya, dan dapat ditemukan
di berbagai supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Foods, atau Ranch
99.
Satu bungkus indomie standar memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet
berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak
palm, bubuk perasa dan bawang goreng.
Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram khusus Indomie Mi
Goreng Spesial dan Rasa Ayam Panggang.
Jenis – jenis Indomie
* Indomie Goreng Spesial
* Indomie Goreng Pedas
* Indomie Goreng Sate
* Indomie Goreng Rasa Ayam
* Indomie Goreng Vegan
* Indomie Kuah Rasa Sop Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kari Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam
* Indomie Kuah Rasa Kaldu Udang
* Indomie Kuah Rasa Ayam Bawang
* Indomie Kuah Rasa Soto Mie
* Indomie Kuah Rasa Baso Sapi
* Indomie Kuah Rasa Sup Sayuran Vegan
Jenis – jenis Indomie Selera Nusantara
* Indomie Goreng Cakalang
* Indomie Goreng Rasa Rendang Pedas Medan
* Indomie Rasa Coto Makassar
* Indomie Rasa Empal Gentong
* Indomie Rasa Kari Ayam Medan
* Indomie Rasa Mi Cakalang
* Indomie Rasa Mi Celor
* Indomie Rasa Mi Kocok Bandung
* Indomie Rasa Sop Buntut
* Indomie Rasa Soto Banjar
* Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kuit
* Indomie Rasa Soto Betawi
* Indomie Rasa Soto Medan
Jenis – jenis Indomie Istimewa
* Indomie Mie Ayam
* Indomie Keriting Ayam
* Indomie Keriting Goreng Spesial
* Indomie Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit
* Indomie Keriting Goreng Rasa Kornet
* Indomie Keriting Rasa Ayam Panggang
* Indomie Keriting Rasa Laksa Spesial
• Komposisi Indomie
Indomie “Mi Goreng” standar
Mi – Tepung gandum (62%), minyak palm yang telah ditingkatkan kualitasnya dan
mengandung antioksidan 319, zat tepung tapioka, garam, garam mineral 501 dan
500, serat sayurang 412 dan pewarna 101.Bubuk Perasa- Garam, gula, penguat rasa
621, 631 dan 627, bubuk bawang putih dan bawang biasa, ekstrak ragi, perasa,
merica, dan agen anti pengembang.
• Popularitas
Kemasan baru Indomie Mi Goreng.
* Tahun 2005, Indomie memecahkan rekor dunia dalam Guinness Book of World
Records untuk kategori “Paket Terbesar Mi Instan” dengan menciptakan paket
dengan ukuran 3,4m x 2,355m x 0,47m, dengan berat bersih 664,938 kilogram,
dimana berat ini adalah 8.000 kali berat standar sebuah paket mi instan. Paket
tersebut dibuat dengan bahan yang sama seperti sebuah bungkus mi instan dan
disertifikasi layak untuk konsumsi manusia.
* Pada tanggal 13 Desember 2009, Indomie disebut oleh Roger Ebert, kritikus
film populer dari Amerika Serikat untuk majalah Chicago Sun-Times, sebagai
salah satu kado Natal pilihan di urutan #1.
* Indomie memperkenalkan kemasan barunya pada tanggal 3 Januari 2010.
• Indomie dan bahan berbahaya
Pihak berwenang Taiwan pada awal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang
dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu
methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid. Dua unsur itu hanya boleh digunakan
untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mie instan
“Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket
terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mie instan
Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11
Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong
Kong, ParknShop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka.
Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian
atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan diler.
Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Menurut The
Standard, bila bahan-bahan dikonsumsi, konsumen berisiko muntah-muntah. Selain
itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah yang substansial, konsumen
akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.
Sebaliknya, importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading, menyatakan
bahwa mie instan itu tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar di Hong Kong
dan Organisasi Kesehatan Dunia. Itu berdasarkan hasil pengujian kualitas pada
Juni lalu, yang tidak menemukan adanya bahan berbahaya. Menurut Indofood,
produk Indomie dengan kandungan Methyl P-Hydroxybenzoate bukan untuk dipasarkan
di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di
Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut. Indofood dalam situs resminya pada
Senin (11/10/2010) menyatakan bahwa yang diberitakan media di Taiwan itu adalah
produk mie instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di
Taiwan. Mie Instan yang dianggap berbahaya di Taiwan itu sebenarnya ditujukan
untuk pasar Indonesia, bukan pasar Taiwan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dr.Endang Rahayu Sedyaningsih dalam
tanggapannya menyatakan Indomie masih aman untuk dimakan tetapi tetap
menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi mie Instan. Akibat dari isu
ini, harga saham Indofood sebagai produsen Indomie anjlok.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa keunggulan Indomie, yaitu :
1. Rasa yang dapat memenuhi selera
2. Aroma yang harum
3. Kualitas bumbu yang berbeda
4. Rasa yang beragam
3.2 Saran
Indomie harus menjaga citra merk nya supaya pelanggan tidak beralih ke produk
lain, melihat persaingan yang ketat akhir-akhir ini. Indomie diharapkan juga
meningkatkan mutu produknya supaya pelanggan merasa puas.