kelas :3EA13
NPM : 13210165
Kisah Cinta Sejati
Namaku
Linda dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran
tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam
novel-novel romantis, tetapi tetap bagiku ia adalah kisah yang jauh lebih
mengagumkan dari semua novela tersebut.
Ini
adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan ibuku, Yasmine Ghauri.
Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata ayahku dia jatuh
cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu dia
tahu, inilah wanita yang akan dikahwininya. Ia menjadi kenyataan dan mereka
telah bernikah selama 40 tahun dengan tiga orang anak. Aku anak sulung, telah
berkahwin dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu bapaku hidup bahagia dan
selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapa yang sangat baik bagi kami,
membimbing kami dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.
Aku
teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Beberapa jiran kami
mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasaraya yang menjual alat-alat keperluan
rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk
berbelanja barang keperluan kerana barang sangat murah dengan kualiti yang
berpatutan.
Tapi
ibuku menolaknya kerana ayahku sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata
ibuku,”Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian”.
Perkara
itu yang selalu ditegaskan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai
seorang wanita, aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya
dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sihat mahupun sakit. Seorang wanita
harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu.
Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka.
Tapi aku tetap mempercayai nasihat ibuku.
Sampai
suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami sekeluarga mengalami berita duka.
Setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi
lumpuh. Doktor mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi
lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan.
Ayahku,
seorang lelaki yang masih sihat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat
ibuku, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada
ibu. Ayahku tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap
hari ayahku selalu menemaninya. Ayahku pernah mengilatkan kuku tangan ibuku,
dan ketika ibuku bertanya ,”Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan
hodoh sekali”.
Ayahku
menjawab, “Aku ingin kau tetap merasa cantik”.
Begitulah
pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih
sayang.
Suatu
hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”Kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan
pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?”
Aku
menggeleng, dan ibuku berkata, “Kerana aku tak pernah meninggalkannya…”
Itulah
kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka
memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa
hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan
kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar