A. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil
karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.
B. tujuan
resensi adalah:
1) Memberikan
informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak
dan terungkap dalam sebuah buku.
2) Mengajak
pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
3) Memberikan
pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari
masyarakat atau tidak.
C. Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga
jenis resensi buku.
1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam
menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam
menilai isi buku.
D.
Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai
berikut:
a.
Membuat judul resensi
b.
Menyusun data buku, Data
buku biasanya disusun sebagai berikut:
§ judul buku (Apakah buku itu termasuk
buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
§ pengarang (Kalau ada, tulislah juga
penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
§ penerbit;
§ tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke
berapa);
§ tebal buku;
§ harga buku (jika diperlukan).
C. Membuat
pembukaan, Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
D. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku, Tubuh
atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
E. Penutup
resensi buku
Contoh Resensi Novel “LASKAR
PELANGI”
A. Identitas Buku
Judul Buku
: Laskar Pelangi
Penulis
: Andrea
Hirata
Negara
: Indonesia
Bahasa
: Indonesia
Genre
:
Roman
Penerbit
: Yogyakarta: Bentang
Pustaka
Tanggal terbit : 2005
Halaman
: xxxiv, 529 halaman
Laskar Pelangi adalah novel pertama
karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang
bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang
penuh dengan keterbatasan.
B. Isi Buku
1. Sinopsis
Sepuluh anak Melayu Belitong yaitu
Ikal, Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara, N.A. Sahara Aulia
Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, Mahar Ahlan bin Jumadi
Ahlan bin Zubair bin Awam, Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman (Kiong), Syahdan
Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz, Mukharam Kucai Khairani, Borek alias Samson,
Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari, dan Harun Ardhli
Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan yang disebut Laskar Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka.
Sebut saja Lintang, seorang kuli
kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang
pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan terkadang hanya untuk
menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam sekolah. Ayahnya bekerja sebagai
nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14
jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah
semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan
memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar,
pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.
Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai
kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Mahar, seorang pesuruh tukang parut
kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan
sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah
kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Pria tampan bertubuh kurus ini
memiliki bakat dan minat besar pada seni. Bakat besarnya pertama kali diketahui
ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat
pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan
teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib
menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan
tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi
permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah
majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang
persahabatan.
A Kiong. Anak Hokian. Keturunan
Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar
adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia
memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada
siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka
berdua saling mencintai satu sama lain.
Kucai. Ketua kelas sepanjang
generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan
penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah
Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak
kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa
menjadi ketua fraksi di DPRD
Borek. Pria besar maniak otot. Borek
selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli
di toko milik A Kiong dan Sahara.
Tokoh-tokoh lain dalam novel ini
adalah Bu Muslimah yang bernama lengkap N.A. Musimah Hafsari Hamid binti K.A.
Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini
adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga
bagi mereka.
Pak Harfan. Nama lengkap K.A. Harfan
Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah
Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski
murid-murid awalnya takut melihatnya.
Selami ironisnya kehidupan mereka,
kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda
tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini
dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu keajaiban
lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk tetap
mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar.
2. Kelebihan
Kelebihannya buku ini menceritakan
tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya
pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
3. Kelemahan
Kelemahannya yaitu penggunaan
nama-nama ilmiah dalam ceritaceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman
dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini
menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi
pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut. Alurnya
yang tidak jelas. Tidak seperti Harry Potter atau Ayat-Ayat Cinta dengan alur
yang enak diikuti, cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur waktunya
dibolak-balik sehingga membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun
berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.
C. Organisasi Buku
Novel yang berjudul Laskar Pelangi
ini dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan semua umur. Dimulai dari
pembukaan cerita sampai penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke
cerita lainnya tidak bertele-tele atau menyambung dan uniknya lagi pengarang
dapat mengajak pembaca untuk berpikir akhir dari cerita novel itu (solution).
D. Bahasa Buku
Pengarang menggunakan bahasa yang
tidak baku supaya masyarakat umum (bahasa daerah), khususnya para remaja mudah
mengerti dari isi novel ini.
E. Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andre
Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah
satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian
Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang
tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak
menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak
yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya
dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang
mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur
tangan Tuhan.
F. Saran
Berikut beberapa saran dari saya
bagi para pembaca. Untuk benar-benar memahami novel ini kita harus mengenal
nama-nama ilmiah.